search

Selasa, 20 Desember 2011

emrit haji/pipit

Emprit Haji atau Lonchura maja adalah burung yang termasuk dalam marga pipit hidup di Semenanjung Melayu dan Sumatera, Jawa, Bali dan pulau-pulau di sekitarnya. Burung ini dinamakan emprit haji karena pada bagian kepala hewan ini berwarna putih yang seolah memakai peci putih yang dalam masyarakat Indonesia dipakai setelah pulang dari haji.


ciri-ciri
bertubuh kecil (11 cm), putih coklat menuju finch. Mirip dengan chesnut Munia namun pucat coklat dan seluruh kepala dan tenggorokan putih. Burung muda coklat pada upperparts dengan hamster dan buff wajah. . Iris-coklat; kaki-biru pucat Suara : bernada tinggi 'pee-pee'.
persebaran dan kebiasaan
Burung ini tersebar di Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi, Thailand & Vietnam selatan. Di introduksi di Jepang (Osaka & Okinawa).Di Jawa dan Bali ini adalah burung yang cukup umum dan luas sampai 1500 m. Kebiasaan emprit ini sering berada ditanah untuk makan maupun mengambil rumput untuk dmembuat sarang,emprit ini sering mengunjungi rawa-rawa dan sawah, emprit ini suka memakan padi

.

bondol coklat/pipit coklat


Bondol cokelat (Lonchura atricapilla) adalah sejenis burung kecil pemakan biji-bijian yang tergolong dalam suku Estrildidae. Sebelumnya, burung ini dianggap sebagai anak jenis dari bondol rawa, Lonchura malacca atricapilla; dan sebelumnya pula, dimasukkan sebagai anggota suku Ploceidae. Burung ini diketahui hidup tersebar mulai dari India, Nepal, Bangladesh, Burma, Cina, Taiwan, Thailand, Vietnam, Kamboja, Laos, Semenanjung Malaya,Indonesia, dan Filipina. Di Indonesia, burung ini didapati di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan sekitarnya (Togian, Muna, Buton, Banggai),Halmahera, dan Ambon.
Dalam bahasa Inggris, bondol cokelat dikenal sebagai Chestnut Munia atau Black-headed Munia. Burung ini dahulu merupakan burung nasional Filipina, yang kini digantikan oleh rajawali Filipina.

ciri-ciri
Burung pipit berukuran agak kecil, dari paruh hingga ke ekor sekitar 11 cm, dengan warna cokelat berangan dan kepala hitam. Iris mata berwarna merah, paruh abu-abu biru, dan kaki kebiruan. Burung muda berwarna cokelat kotor. Ras-ras tertentu memiliki warna hitam di perutnya. Jantan dan betina berwarna serupa.

habitat dan kebiasaan
Di Sumatera, terutama didapati di dataran rendah dan di pulau-pulau sebelah timur. Di Kalimantan, didapati sangat banyak di dataran rendah hingga ketinggian 1.800 m di Gunung Kinabalu dan Dataran Tinggi Kelabit.
Sering mengelompok dalam jumlah besar, namun tidak berbaur dengan jenis bondol lainnya. Terus menerus berpindah-pindah, kelompok bergerak dengan kepakan sayap mendesing ketika terbang atau mendarat. Sebagaimana pipit umumnya, bondol cokelat terutama memakan padi-padian dan biji-biji lainnya. Sering mengunjungi payapersawahanladang, dan lahan pertanian umumnya. Sarang berbentuk bola dibangun dari rerumputan kering di semak-semak atau rumpun rumput tinggi, dengan 4-7 butir telur yang berwarna putih.

pipit bondol


Bondol adalah sejenis burung kecil yang tergolong ke dalam marga Lonchura suku Estrildidae. Sebelumnya, marga ini dimasukkan ke dalam sukumanyar-manyaran, Ploceidae. Marga ini hidup menyebar luas di Afrika dan Asia bagian selatan, mulai dari India dan Sri Lanka ke timur hingga Indonesiadan Filipina.
Secara umum, bondol juga dikenal luas sebagai burung pipit dan didaerah saya biasa disebut emprit. Dalam bahasa Inggris, burung-burung ini dikenal dengan sebutan munia (atau minia),mannikin (dari bahasa Belanda mannekijn, 'orang kecil'), atau silverbills, merujuk pada paruhnya yang berwarna timah atau keperakan.
kebiasaan
Burung pipit yang gemar mengelompok dan hidup di habitat terbuka, seperti persawahan, padang rumput, paya, dan sabana. Terutama bersifat pemakanbiji-bijian, pipit ini sering terlihat turun ke tanah atau makan di rerumputan tinggi. Beberapa spesiesnya tercatat juga memakan alga seperti Spirogyra.
Sarangnya terbuat dari rumput-rumputan yang dianyam membentuk bulatan besar serupa bola tertutup, tempat menyimpan 4-10 butir telurnya yang berwarna keputih-putihan. Beberapa spesies juga memiliki pohon tenggeran tempat burung-burung ini melewatkan malam secara bersama-sama.

ciri-ciri
Burung-burung bondol memiliki bentuk dan ukuran tubuh yang kurang lebih serupa, kecil namun tegap, berparuh pendek-tebal, berekor relatif pendek. Panjang tubuh umumnya sekitar 10–12 cm. Warna bulunya merupakan kombinasi antara coklat, hitam dan putih, serupa saja di antara burung jantan dan betina; burung-burung muda berwarna lebih pucat atau suram.
Kemiripan di antara anggota-anggota marga ini dan adanya anak jenis (subspesies) yang memiliki suara dan warna berbeda, mengindikasikan kemungkinan adanya ras atau anak jenis yang layak dipertimbangkan sebagai spesies tersendiri. Bondol afrika dan bondol india kini telah dianggap sebagai jenis terpisah, begitu pula dua ras dari bondol coreng.
Jenis-jenis pipit sering ditangkap orang untuk dipelihara, sebagian di antaranya bahkan telah menjadi komoditas perdagangan yang populer. Pipit yang kemudian dilepaskan, atau tak sengaja terlepas, dari kandang, di beberapa tempat kemudian berhasil membentuk populasi burung lepasan yang meliar (feral). Contohnya adalah bondol peking di Kalimantan.

sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Bondol

Sabtu, 10 Desember 2011

murai batu


Murai batu (Copsychus malabaricus) merupakan burung kicau paling populer. Termasuk ke dalam family Turdidae. Tersebar di seluruh pulau Sumatra,Semenanjung Malaysia, dan sebagian pulau Jawa.
Jenis yang dianggap terbaik adalah Murai Batu Medan. Hanya saja tindakan eksploitasi hutan berlebihan dan perburuan untuk kepentingan komersial membuat jenis ini sulit ditemui di pasaran.
ciri-ciri
Memiliki tubuh hampir seluruhnya hitam, kecuali bagian bawah badan berwarna merah cerah hingga jingga kusam. Terdapat sedikit semburat biru di bagian kepala. Ekor panjang ditegakkan dalam keadaan terkejut atau berkicau.
Murai Batu dari Tanjung Redep, Kalimantan Timur menpunyai keunikan di bagian kepalanya yang bergaris putih memanjang ke belakang. Murai Kalimantan memiliki ekor lebih pendek dengan panjang sekitar 8-12 cm, sementara Murai Batu Sumatra 15-20 cm . Ciri khas lainnya adalah Murai Batu Kalimantan apabila berhadapan dengan jenisnya akan mengelembungkan bulu-bulu disekitar dadanya sambil berkicau.
Badan berukuran 14-17 cm.Jantan dibedakan dengan betina dari kicauan yang lebih aktif dan ekor lebih panjang. Jantan tidak bisa menoleransi adanya jantan lain di sekitar wilayahnya. Sementara betina sulit menerima jantan yang tidak dikenal. Biasanya penangkaran dilakukan dengan mengawinkan pasangan dari satu induk (incest).
Namun saat ini banyak pengemar burung berkicau di daerah Jawa sudah mulai berhasil menangkar Murai Batu silangan antara jenis Sumatra (Medan) dengan jenis kalimantan (Borneo)
makanan
Makanan umum adalah serangga kecil. Hobiis biasanya memberikan kombinasi pelet, kroto, jangkrik, ulat hongkong dan telur lebah. Murai Batu juga memakan poer/voer yang banyak dijual di kios burung

Seychelles Magpie Robin (kacer jawa)


The Seychelles Magpie Robin (Copsychus sechellarum) is a medium-sized endangered bird from the granitic Seychelles in the Indian Ocean.
This species of magpie robin is approximately 25 cm in length. It has a glossy coal-black plumage with a white-colored bar on each wings. It is considered a long-lived species whose lifespan is over 15 years of age. Its habitat is woodlands, plantations and the vicinity of gardens. Their range on the island of Fregate was limited by the area of open ground with leaf litter.
Historically it is believed to have existed on most of the granitic Seychelles islands. Destruction of habitat and introduced predators (domestic cats) greatly reduced its numbers. By 1970, it was on the brink of extinction with only 16 individuals remaining, all on Frégate Island. Over the next two decades it had managed to stave off extinction, but its population in 1990 was still only 23 individuals. In 1990 BirdLife International began preservation efforts to save the magpie robin. In the 1990s several birds were translocated to Cousin and Cousine Islands. In 2002, Nature Seychelles translocated a few birds to Aride Island.
Today there's an established small population of magpie robins on four islands of the Seychelles, and plans to reintroduce the species to Denis Island. As of 2005, the total population was 178 birds (Frégate- 82), (Cousin- 46), (Cousine- 32), (Aride-18) and the IUCN has downlisted its status from Critically Endangered to Endangered.

Rabu, 07 Desember 2011

Opior Kalimantan

Burung Opior Kalimantan (Oculocincta squamifrons) adalah spesies burung di dalam keluarga Zosteropidae bermata putih. Burung ini monotypic dalam genus Oculocincta. Opior Kalimantan endemik rimba bukit dan rimba pegunungan daerah rendah Pulau Kalimantan bagian utara. Makanannya buah berry kecil, buah, biji, dan serangga, mencari makan dalam kawanan kecil 4 sampai 8 burung. Ia akan berhubungan dengan burung lain saat makan, termasuk mata-putih lainnya, burung-burung uncal, burung-burung yuhina. Spesies ini umum tetapi tidak mencolok.

kacamata sangihe


Kacamata Sangihe (Zosterops nehrkorni) adalah spesies burung dari keluarga Burung kacamata. Kacamata Sangihe merupakan hewan endemik Kepulauan Sangihe, Indonesia. merupakan salah satu dari sekitar 22 jenis burung kacamata (pleci) yang terdapat di Indonesia.. Burung endemik pulau Sangihe ini tergolong jenis burung langka di Indonesia. Keberadaan burung kacamata sangihe terancam punah yang oleh IUCN Redlist dan birdlife dimasukkan dalam status konservasi kritis (Critically Endangered). Status keterancaman tertinggi lantaran diperkirakan burung endemik Sangihe ini jumlahnya kurang dari 50 ekor burung dewasa.
Kacamata Sangihe memiliki habitat di kawasan Hutan pegunungan dengan iklim subtropik atau tropis lembab. Hewan ini termasuk hewan yang terancam, karena kehilangan habitat.
Dulunya burung ini dianggap sebagai bagian dari spesies Zosterops atrifrons (Kacamata dahi-hitam). Namun kemudian spesies kacamata dahi-hitam ini dibedakan menjadi tiga spesies yakni Zosterops atrifronsZosterops stalkeri (Kacamata seram), dan Zosterops nehrkorni (Kacamata sangihe).

ciri-ciri
Burung kacamata sangihe atau Sangihe White-eye ( Zosterops nehrkorni ) berukuran kecil sekitar 12 cm. Tubuh bagian atas berwarna hijau zaitun dengan tunggir warna kuning-hijau mencolok. Ekor berwarna hijau-hitam gelap. Dahi berwarna hitam. Lingkaran mata berwarna putih dam agak lebarlebar. Pipi, tenggorokan dan penutup ekor bawah berwarna kuning cerah. bagian bawah lainnya dari burung kacamata sangihe berwarna putih-mutiara dengan sisi tubuh abu-abu. Paruh dan kaki jingga pucat. Suara burung kacamata (pleci) dari Sangihe ini hampir mirip suara burung kacamata dahi-hitam namun lebih tipis dan halus. Rentetan siulannya mempunyai nada yang lebih cepat. Burung endemik sangihe yang langka dan terancam punah ini sering beraktifitas dibagian tengah dan atas kanopi hutan pada hutan primer di daerah perbukitan. Makanan utama burung kacamata sangihe adalah serangka meskipun diduga juga mengkonsumsi aneka buah.

habitat
Habitat burung kacamata sangihe adalah hutan primer pada daerah perbukitan dengan ketinggian antara 700-1000 meter dpl.
Persebaran burung pleci ini terbatas dan merupakan burung endemik yang hanya bisa dijumpai di pulau Sangihe, Sulawesi Utara. Bahkan di pulau Sangihe ini, burung kacamata sangihe ( Zosterops nehrkorni ) hanya dapat dijumpai di kawasan Gunung Sahendaruman dan Sahengbalira dengan luas habitat hanya sekitar 8 km2.

kacamata biasa

Kacamata biasa (Zosterops palpebrosus) adalah nama sejenis burung kecil dari suku Zosteropidae, bangsa Passeriformes (burung petengger). Burung ini merupakan penetap di hutan-hutan terbuka di kawasan Asia tropis, mulai dari India ke timur hingga Cina dan Indonesia. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Oriental White-eye.



pengenalan 
Burung kecil yang lincah, dengan panjang tubuh (dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 10–11 cm. Sisi atas tubuh tertutup bulu-bulu kehijauan atau hijau kekuningan (hijau zaitun), sedangkan sisi bawahnya sedikit bervariasi bergantung rasnya, kecuali leher dan dadanya yang berwarna kuning terang. Sayapnya membundar dan kaki-kakinya kuat.
Nama-namanya (“kacamata”, white-eye) merujuk pada lingkaran bulu-bulu kecil berwarna putih di sekeliling matanya. Nama marganya berasal dari kata Yunani zosterops, yang berarti ”sabuk mata”.
Gemar berkelompok, burung ini kerap membentuk gerombolan besar yang bergerak bersama di antara tajuk pepohonan;bahkan sering juga bercampur dengan spesies lain seperti burung sepah (Pericrocotus).Meskipun utamanya burung kacamata bersifat pemakan serangga, namun ia pun memakan nektar dan aneka jenis buah. Sembari mencari mangsanya di sela-sela dedaunan, burung ini terus bergerak dari satu ranting ke lain ranting, dan kemudian berpindah ke lain pohon yang berdekatan, sambil terus mengeluarkan suara berkeciap tinggi setiap beberapa saat sekali untuk berkomunikasi dengan anggota kelompok yang lainnya.
Di Jawa, burung ini tercatat bertelur mulai dari Januari hingga Oktober. Telur berjumlah kurang lebih tiga (2–5) butir berwarna biru pucat, diletakkan pada sarang berupa cawan kecil yang khas bentuknya. Sarang ini terbuat dari akar-akaran, tangkai dan tulang daun, dan bahan-bahan tumbuhan lainnya, serta dihiasi dengan lumut. Sarang diletakkan di percabangan ranting atau rumpun bambu, sekitar 2–4 m di atas tanah.

Ada banyak ras (anak jenis) dari Z. palpebrosus. Berikut ini uraian mengenai beberapa ras yang terdapat di Indonesia dan cirinya.
  • Z.p. auriventer di Sumatra, Kalimantan dan Asia Tenggara.
  • Z.p. buxtoni di Sumatra, Kalimantan, dan Jawa bagian barat. Mirip dengan kacamata gunung Zosterops montanus, sisi bawah tubuh berwarna abu-abu keputihan; perbedaannyabuxtoni memiliki sebuah garis kuning membujur di tengah dada hingga perut, paha yang berwarna putih, dan iris mata kecoklatan (montanus, iris putih). Sangat mirip dengankacamata belukar Zosterops everetti, yang perutnya lebih abu-abu dan pita kuning di dadanya lebih lebar.
  • Z.p. melanurus di Jawa dan Bali. Sisi bawah tubuh kuning seluruhnya. Sisi atas tubuh (termasuk tunggir) hijau zaitun, dengan bercak kuning di atas paruh. Mirip dengan kacamata laut Zosterops chloris yang bertubuh sedikit lebih besar dan memiliki kekang hitam gelap.
  • Z.p. unicus di Sumbawa dan Flores. Seperti melanurus, namun tunggirnya berwarna kuning.

tesia everetti



Tesia everetti adalah spesies burung dari keluarga Cettiidae. Burung ini adalah hewan endemik Indonesia yang hanya ditemukan di Pulau Sumbawa dan Pulau Flores

tesia jawa

Tesia Jawa (Tesia superciliaris) adalah spesies burung dari keluarga Cettiidae. Burung ini adalah hewan endemik Indonesia yang hanya ditemukan di Pulau Jawa. Tesia Jawa adalah jenis Tesia berbadan kecil dengan kaki panjang nyaris tanpa ekor. Makanan Tesia Jawa adalah serangga yang hidup di bawah pohon berdaun lebar.

cinenen kelabu/ perenjak

Cinenen kelabu (Orthomus ruficeps) adalah jenis burung pengicau dengan panjang tubuh 10-12 cm. Burung ini, terutama dalam perdagangan, dikenal juga dengan nama prenjak. Namanya dalam bahasa Inggris ialah Ashy tailorbird.



ciri-ciri
Burung ini mempunyai paruh, berdarah panas, dan membiak dengan cara bertelur, memiliki bulu dasar coklat kemerahan. Bagian bawah badan ditutupi bulu berwarna abu-abu kecoklatan memutih pada bagian bawah. Kaki langsing dan rapuh berwarna merah. Ekor tersusun bertingkat dan terangkat setiap kali beraktivitas.
Burung ini banyak ditemui di daerah perkebunan dan hutan tropis.Perbedaan jantan dan betina terlihat dari ukuran badan dan warna. Burung jantan lebih agresif berkicau, berukuran lebih besar, dan memiliki semburat merah di kepala.
makanan
Merupakan burung pemakan serangga kecil. Dalam penangkaran biasanya diberikan pakan alami berupa jangkrik, kroto, dan pelet.


cici merah

Cici merah adalah nama sejenis burung pengicau yang bertubuh kecil mungil. Sisi atas tubuh kecoklatan bergaris-garis atau bercoret kehitaman, sisi bawah tubuh kuning tua. Pada musim berbiak, burung jantan memiliki bulu-bulu kuning emas terang pada mahkota, tenggorokan dan dadanya. Karenanya, dalam bahasa Inggris dinamai sebagai Golden-headed CisticolaBright-headed Cisticola, atauBright-capped Cisticola.



ciri-ciri
Berukuran kecil, panjang tubuh dari ujung paruh hingga ujung ekor sekitar 11 cm. Mahkota pada jantan yang tidak berbiak dan burung betina bergaris hitam banyak. Ekor coklat gelap dengan ujung kuning tua.
Iris mata berwarna coklat, paruh hitam di sebelah atas dan jambon di sebelah bawah, kaki coklat muda.
Jenis-jenis Cisticola agak sukar dibedakan satu dengan yang lain, kecuali dari suara khasnya. Di tangan, perbedaannya dengan Cici padi adalah: alis Cici merah berwarna kuning tua, serupa dengan sisi leher dan tengkuk.

persebaran
Burung ini menyebar mulai dari India, Tiongkok, Filipina, Asia Tenggara (kecuali Semenanjung Malaya), Kepulauan Nusantara hingga keKepulauan Bismarck, Australia dan Tasmania.
Di Indonesia menyebar di Sunda Besar (Sumatra, Kalimantan, Jawa), Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku hingga Papua. Di Jawa dan Bali umum sampai ketinggian 1.500 m dpl. Di Papua, di dataran rendah dan lembah-lembah pegunungan sampai 1.400 m dpl.

kebiasaan
Menghuni padang rumput, alang-alang dan persawahan. Mencari aneka serangga dan ulat sebagai makanannya di antara rerumputan tinggi dan tersembunyi. Sesekali burung jantan keluar dan bertengger sambil berbunyi-bunyi di atas batang rumput yang tinggi, semak atau pagar.
Jantan berbiak mengeluarkan suara mengais beezzt, seperti dengingan serangga, diikuti bunyi pluk keras. Juga suara mencaci-maki yang keras dan tinggi (MacKinnon, 1993).
Cici merah dikenal sebagai burung penjahit yang paling pandai. Sarangnya terbuat dari rumput-rumput dan serat tumbuhan lainnya, yang dijahit di bagian luarnya dengan jaring laba-labayang dicurinya. Berbentuk bola memanjang yang berongga di dalamnya, sarang dilekatkan pada batang rumput.
Di Jawa tercatat bersarang sekitar bulan Mei. Bertelur 3-4 butir, biru pucat kadang-kadang berbintik merah.

cici merah

Cici merah adalah nama sejenis burung pengicau yang bertubuh kecil mungil. Sisi atas tubuh kecoklatan bergaris-garis atau bercoret kehitaman, sisi bawah tubuh kuning tua. Pada musim berbiak, burung jantan memiliki bulu-bulu kuning emas terang pada mahkota, tenggorokan dan dadanya. Karenanya, dalam bahasa Inggris dinamai sebagai Golden-headed CisticolaBright-headed Cisticola, atauBright-capped Cisticola.



ciri-ciri
Berukuran kecil, panjang tubuh dari ujung paruh hingga ujung ekor sekitar 11 cm. Mahkota pada jantan yang tidak berbiak dan burung betina bergaris hitam banyak. Ekor coklat gelap dengan ujung kuning tua.
Iris mata berwarna coklat, paruh hitam di sebelah atas dan jambon di sebelah bawah, kaki coklat muda.
Jenis-jenis Cisticola agak sukar dibedakan satu dengan yang lain, kecuali dari suara khasnya. Di tangan, perbedaannya dengan Cici padi adalah: alis Cici merah berwarna kuning tua, serupa dengan sisi leher dan tengkuk.

persebaran
Burung ini menyebar mulai dari India, Tiongkok, Filipina, Asia Tenggara (kecuali Semenanjung Malaya), Kepulauan Nusantara hingga keKepulauan Bismarck, Australia dan Tasmania.
Di Indonesia menyebar di Sunda Besar (Sumatra, Kalimantan, Jawa), Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku hingga Papua. Di Jawa dan Bali umum sampai ketinggian 1.500 m dpl. Di Papua, di dataran rendah dan lembah-lembah pegunungan sampai 1.400 m dpl.

kebiasaan
Menghuni padang rumput, alang-alang dan persawahan. Mencari aneka serangga dan ulat sebagai makanannya di antara rerumputan tinggi dan tersembunyi. Sesekali burung jantan keluar dan bertengger sambil berbunyi-bunyi di atas batang rumput yang tinggi, semak atau pagar.
Jantan berbiak mengeluarkan suara mengais beezzt, seperti dengingan serangga, diikuti bunyi pluk keras. Juga suara mencaci-maki yang keras dan tinggi (MacKinnon, 1993).
Cici merah dikenal sebagai burung penjahit yang paling pandai. Sarangnya terbuat dari rumput-rumput dan serat tumbuhan lainnya, yang dijahit di bagian luarnya dengan jaring laba-labayang dicurinya. Berbentuk bola memanjang yang berongga di dalamnya, sarang dilekatkan pada batang rumput.
Di Jawa tercatat bersarang sekitar bulan Mei. Bertelur 3-4 butir, biru pucat kadang-kadang berbintik merah

cici padi/perenjak padi

Cici padi adalah nama sejenis burung pengicau yang bertubuh kecil mungil. Di musim berbiak, burung jantan kerap terbang tinggi, naik turun dan berputar-putar di suatu tempat sambil berbunyi-bunyi khas untuk menarik perhatian betinanya. Suaranya dik-dik.. dik-dik atau zit-zit ..zit-zit berulang-ulang. Karenanya, dalam bahasa Inggris dinamai sebagai Zitting Cisticola.



ciri-ciri
Berukuran kecil, panjang tubuh dari ujung paruh hingga ujung ekor sekitar 10 cm. Sisi atas tubuh kecoklatan bergaris-garis atau bercoret kehitaman, sisi bawah tubuh agak pucat; lebih putih daripada Cici merah. Tungging kuning tua kemerahan dengan ujung ekor berwarna putih menyolok. Ekor kerap digerak-gerakkan menutup dan membuka serupa kipas, sehingga burung ini juga dinamai Fan-tailed Warbler.
Alis putih, sisi leher dan tengkuk berwarna pucat. Iris mata coklat, paruh coklat, kaki putih sampai kemerahan.
kebiasaan
Menghuni padang rumput dan persawahan, terutama dekat air. Pemalu, jarang terlihat kecuali pada musim berbiak, di mana burung jantan sesekali keluar untuk memikat betinanya. Memangsa aneka jenis serangga, Cici padi lebih banyak menjelajah di sela-sela kerimbunan batang-batang rumput yang tinggi.
Burung jantan bersifat polygamous, kawin dengan beberapa betina dalam satu musim. Sarang berupa mangkuk dibuat di antara batang-batang rumput yang lebat dan tersembunyi. Sarang ini tersusun dari daun-daun rumput yang dianyam dan dijahit dengan aneka serat tumbuhan dan jaring laba-laba. Di bagian atasnya, sering dijahitkan beberapa lembar daun atau rumput untuk menutupi dan menyamarkan sarang. Telur 3-6 butir.

Cici padi menyebar amat luas mulai dari Afrika, Eropa selatan, Asia bagian selatan (India, Tiongkok, Jepang, Asia Tenggara, Semenanjung Malaya, Kepulauan Nusantara, Filipina) sampai ke Australia utara. Kebanyakan merupakan burung penetap, meski beberapa populasi Asia timur di musim dingin bermigrasi ke selatan. Seluruhnya ada sekitar 18 ras (anak jenis) burung ini.
Di Indonesia didapati di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Sulawesi. Di Sumatra, Jawa dan Bali umum terdapat sampai ketinggian 1.200 m dpl.


Selasa, 06 Desember 2011

Cica-daun sayap-biru


Cica-daun sayap-biru adalah sejenis burung pengicau dari suku Chloropseidae. Nama ilmiahnya adalah Chloropsis cochinchinensis Gmelin, 1789. Sedangkan dalam bahasa Inggris spesies ini dikenal dengan nama Blue-winged Leafbird atau Jerdon's Leafbird.
Selain marga Chloropsis, suku Chloropseidae di Indonesia beranggotakan burung cipoh (Aegithina spp.). Nama lain Cica-daun adalah Burung daun atau Murai daun (nama perdagangan).
ciri-ciri
Burung yang berukuran sedang, panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 17 cm.
Seperti umumnya cica-daun, seluruh tubuh didominasi warna hijau terang (hijau daun), sementara pipi dan tenggorokan burung jantan berwarna hitam berkilau. Perbedaan dengan cica-daun yang lain, seperti tercermin dari namanya, yakni bulu terbang pada sayap dan tepi ekor dengan warna kebiruan terang. Jantan umumnya memiliki warna kekuningan seperti kalung di dada, tepat di bawah warna hitam. Kedua jenis kelamin memiliki sepasang setrip malar biru berkilau di sisi dagunya.
Iris mata berwarna coklat, paruh hitam, dan kaki abu-abu kebiruan.

kebiasaan dan persebaran
Burung yang tidak mudah teramati di alam, karena tersamar oleh warnanya. Kecuali apabila terdengar kicauannya yang merdu.
Menghuni hutan primer dan sekunder tua di dataran rendah serta perbukitan sampai ketinggian 1.000 m di Sumatra, dan sampai 1.500 m di Jawa. Tinggal di pohon-pohon besar, namun sering pula teramati mencari makanan di belukar. Sendiri, berpasangan, atau dalam kelompok kecil; kadang-kadang berbaur dengan jenis yang lain.
Makanannya terutama serangga, laba-laba, ulat dan buah-buahan lunak serta biji-bijian. Diketahui pula memangsa moluska kecil.
Sarangnya berbentuk cawan, tersusun dari bahan-bahan yang halus bercampur dengan sarang laba-laba. Telur 2-3 butir, berwarna keputih-putihan dengan totol-totol kehitaman. DiJawa Barat tercatat bersarang bulan Februari, April, dan Juli.
Suara berupa nyanyian yang merdu, serupa bunyi suling dan panggilan yang nyaring, cuk, ciwiit... atau cuk-cuk, ciwiiit...
Burung ini menyebar luas mulai dari India, Tiongkok barat daya, Asia Tenggara, Semenanjung Malaya, Sumatra dan pulau-pulau sekitarnya, Kalimantan termasuk pula di Natuna, dan Jawa.

Cica-daun sayap-biru memiliki tiga ras di Indonesia, yakni C.c. icterocephala di Sumatra, C.c. nigricollis di Jawa, serta C.c. viridinucha di Kalimantan. Terdapat satu ras lagi di Kalimantan, C.c. flavocincta, namun terbatas menyebar di sekitar Kinabalu, Malaysia.
Jenis-jenis cica-daun lainnya yang ada di Indonesia adalah:
1. Cica-daun besar (C. sonneratii)
sayap dan ekor hijau, bercak biru di pundak, paruh besar. Betina dengan tenggorokan kuning. 22 cm.
2. Cica-daun kecil (C. cyanopogon)
sangat mirip cica-daun besar, hanya ukurannya lebih kecil (17 cm) dan tidak punya bercak biru di bahu. Betina, tenggorokan hijau.
3. Cica-daun dahi-emas (C. aurifrons)
dahi kekuningan pada yang jantan. 19 cm.
4. Cica-daun sumatra (C. venusta)
paling kecil, 14 cm. Dahi dan sisi kepala biru terang (jantan), tenggorokan biru terang (betina).
Karena keindahan warna dan suaranya, cica-daun merupakan salah satu incaran penggemar burung. Di pasar, burung ini dikenal dengan nama umum murai daun. Belum ada informasi mengenai sejauh mana pengaruh perdagangan jenis ini terhadap populasinya di alam di Indonesia.
Burung ini belum dilindungi oleh undang-undang.

perenjak/cinenen pisang


Perenjak adalah nama segolongan burung kecil yang lincah dan banyak berkicau. Dahulu, kelompok burung ini dimasukkan ke dalam satu suku (familia) yakni Sylviidae, namun belakangan ini --menurut taksonomi Sibley-Ahlquist yang berdasarkan analisis DNA-- suku tersebut dipecah kekerabatannya menjadi Sylviidae (part) dan Cisticolidae.
Perenjak disebut dengan nama-nama umum di pelbagai daerah, seperti prenjak (Jw.), ciblek (Jw.), cinenen (Sd.), cici atau kecici (Btw.),murai (Mly.), dan lain-lain.

ciri-ciri
Burung ini umumnya berukuran kecil, ramping dan berekor panjang. Panjang tubuh, diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor, kebanyakan antara 10-15 cm; meski ada pula yang lebih dari 25 cm. Kebanyakan berwarna kekuningan, hijau zaitun, atau kecoklatan di punggung, dengan warna keputihan atau kekuningan di perut.
Bersuara nyaring dan resik, perenjak seringkali berbunyi tiba-tiba dan berisik. Beberapa jenis berbunyi keras untuk menandai kehadirannya, sambil bertengger pada ujung tonggak, ujung ranting, tiang, kawat listrik atau tempat-tempat menonjol lainnya.

kebiasaan
Burung perenjak menyukai tempat-tempat terbuka, seperti wilayah semak belukar, padang ilalang, kebun, pekarangan, tepi sawah dan rawa, tepi hutan dan lain-lain.
Mencari makanannya yang berupa ulat, belalang, capung dan aneka serangga kecil lainnya, yang tersembunyi di antara dedaunan dan ranting semak atau pohon. Perenjak sering dijumpai berpasangan, atau dengan anak-anaknya yang beranjak dewasa.
Jenis-jenis perenjak sering bersarang di rumpun ilalang, semak belukar atau kerimbunan daun perdu. Terkadang sarang ini ‘dititipi’ telur burung wikwik kelabu (Cacomantis merulinus) dan sebangsanya yang bersifat parasit.

ragam jenis
Beberapa contoh jenis perenjak yang sering teramati di sekitar kita adalah:
Suku Cisticolidae
  • Perenjak jawa (Prinia familiaris)
  • Cici padi (Cisticola juncidis)
Suku Sylviidae
  • Cinenen pisang (Orthotomus sutorius)
  • Cinenen kelabu (O. ruficeps)
  • Cica kored (Megalurus palustris)

Senin, 05 Desember 2011

cucak hijau


Cica-daun besar adalah jenis burung pengicau dengan seluruh badan dominan dengan warna hijau. Burung ini memiliki nama ilmiahChloropsis sonnerati dan termasuk ke dalam suku Chloropseidae; berkerabat dekat denganburung cipoh (Aegithina spp.). Dalam bahasa Inggris burung ini dikenal sebagai Greater Green Leafbird.
Jenis-jenis cica-daun juga dikenal dengan sebutan umum Burung daun, dan diperdagangkan dengan nama Murai daun.
ciri-ciri
Bertubuh sedang, dengan panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 22 cm.
Seperti umumnya cica-daun, seluruh tubuh didominasi warna hijau terang (hijau daun), termasuk sayap dan ekor; sementara pipi dan tenggorokan burung jantan berwarna hitam berkilau. Perbedaan dengan cica-daun yang lain adalah adanya warna (noktah) biru pada bahu burung jantan. Burung betina dengan tenggorokan kuning dan lingkaran mata kuning. Kedua jenis kelamin memiliki sepasang setrip malar biru berkilau di sisi dagunya.
Iris mata berwarna coklat gelap, paruh tebal hitam, dan kaki abu-abu kebiruan.

kebiasaan dan penyebaran
Burung ini terutama hidup di puncak-puncak pohon yang tinggi di hutan primer, hutan sekunder dan hutan bakau. Menyukai tajuk pohon yang berdaun lebat. Ditemukan sendirian, berpasangan atau dalam kelompok campuran.
Jenis burung ini kadang bersikap agresif terhadap jenis lain yang berukuran lebih kecil. Saat berkicau, cica-daun besar akan menundukkan kepala. Makanannya adalah aneka serangga dan buah-buahan hutan.
Cica-daun besar menyebar di Semenanjung Malaya, Sumatra dan pulau-pulau di sekitarnya, Kalimantan termasuk pula Natuna, Jawa dan Bali. Tersebar luas tetapi tidak umum didapati, di hutan-hutan dataran rendah dan perbukitan sampai ketinggian 1.000 m dpl.Di Jawa, burung ini diketahui berbiak pada bulan April.

kekerabatan
Cica-daun adalah jenis burung Oriental (Asia) yang penyebarannya tidak melewati Kalimantan di sebelah timur. Beberapa jenisnya yang terdapat di Indonesia, selain cica-daun besar, adalah:
1. Cica-daun kecil (C. cyanopogon)
sangat mirip cica-daun besar, hanya ukurannya lebih kecil (17 cm) dan tidak punya bercak biru di bahu.
2. Cica-daun sayap-biru (C. cochinchinensis)
sayap dan ekor tersaput warna biru. 17 cm.
3. Cica-daun dahi-emas (C. aurifrons)
dahi kekuningan pada yang jantan. 19 cm.
4. Cica-daun sumatra (C. venusta)
paling kecil, 14 cm. Dahi dan sisi kepala biru terang (jantan), tenggorokan biru terang (betina).
http://id.wikipedia.org/wiki/Cica-daun_besar

gelatik wingko/batu

gelatik Tubuh berukuran kecil (13 cm).
Tubuh warna hitam, abu-abu, putih. Kepala dan kerongkongan hitam. Bercak putih mencolok di sisi muka. Setrip putih pada sayap. Paruh kecil.
Iris hitam, paruh kehitaman, kaki abu-abu gelap.
Bersifat lincah, aktif bergerak, naik turun di puncak pohon atau permukaan tanah. Berburu dalam kelompok keluarga atau pasangan. Menyukai pohon berdaun jarum dan cemara.
Makanan: berbagai serangga.
Sarang berupa lubang pohon, bekas sarang Takur bultok, dilapisi lumut.
Telur berwarna putih berbintik merah, jumlah 3-4 butir.
Berbiak bulan April-Juni.

gelatik jawa


Gelatik Jawa atau Padda oryzivora adalah sejenis burung pengicau berukuran kecil, dengan panjang lebih kurang 15cm, dari suku Estrildidae. Burung gelatik Jawa memiliki kepala hitam, pipi putih dan paruh merah yang berukuran besar. Burung dewasa mempunyai bulu berwarna abu-abu, perut berwarna coklat kemerahan, kaki merah muda dan lingkaran merah di sekitar matanya. Burung jantan dan betina serupa. Burung muda berwarna coklat.
Burung ini endemik dari Indonesia dan di alam ditemukan di hutan padang rumput, sawah dan lahan budidaya di Pulau Jawa dan Pulau Bali. Sekarang, spesies ini dikenali di banyak negara di seluruh dunia sebagai burung hias.
Perilakunya senang berkelompok dan cepat berpindah-pindah. Pakan utama burung ini adalah bulir padi atau beras, juga biji-bijian lain, buah, dan serangga. Burung betina menetaskan antara empat sampai enam telur berwarna putih, yang dierami oleh kedua tetuanya.
Spesies ini merupakan salah satu burung yang paling diminati oleh para pemelihara burung. Penangkapan liar, hilangnya habitat hutan, serta terbatasnya ruang hidup burung ini menyebabkan populasi gelatik Jawa menyusut pesat dan terancam punah di habitat aslinya dalam waktu singkat. Sekarang telah sulit untuk menemukan gelatik di persawahan atau ladang.
Gelatik Jawa dievaluasi rentan pada IUCN Red List serta didaftarkan dalam CITES Appendiks II.

Minggu, 04 Desember 2011

kolibri

Kolibri adalah burung kecil dengan panjang 6,4 cm dan berwarna cerah yang sebagian besar hidup di Amerika Utara dan Amerika Selatan. Seekor kolibri mempunyai sekitar seribu bulu yang bergemerlapan sehingga dapat memantulkan dan memencarkan sinar warna - warni yang dapat berubah ketika burung bergerak seperti minyak pada air.

Ada lebih dari 300 spesies burung kolibri hidup di dalam wilayah hutan Amazon, Amerika Selatan Sedangkan kolibri jenis Sword Billed, ensifera ensifera hidup di bagian barat hutan pegunungan Andes.

Makanan

Karena kolibri terbang sangat cepat, maka ia membutuhkan tenaga yang cukup besar dan untuk mendapatkan energi yang besar, seekor kolibri membutuhkan asupan makanan yang berkalori tinggi seperti nektar atau bagian dari inti sari bunga yang dihisap dengan paruhnya yang kecil dan panjang.[1] Varietas kolibri berparuh panjang mendapatkan makanannya dengan cara menghisap madu seperti biasa, namun untuk varietas lain, kolibri akan mengebor sebuah lubang menembus pangkal bunga ke dalam madu lalu menyisipkan paruhnya dalam lubang tersebut.

Cara kolibri yang seperti itu juga dapat membantu bunga untuk penyerbukan silang, karena biasanya serbuk sari akan terbawa pada kepala atau paruh kolibri dan kemudain berpindah dari satu bunga ke bunga yang lain.

Reproduksi

Suara burung kolibri jarang terdengar, hal ini karena suara merupakan bunyi dengungan yang dibuat oleh sayapnya. Selama musim perkawinan, kebanyakan jenis jantannya menyatakan perasaan dengan kicauan gembira seraya terbang mondar - mandir di depan sang betina, beberapa jenisnya bahkan mempunyai nyanyian merdu dengan kekuatan yang menakjubkan.Sedangkan betinanya untuk menarik perhatian dari jantan, mereka akan terbang berkelompok dengan kecepatan tinggi dan kemudian melakukan akrobat di udara, seperti pada pesawat jet.

Burung kolibri hanya bertelur 2 buah dengan warna putih bersih tanpa ada bercak sama sekali. Telur tersebut ditempatkan di dalam sarang yang dibuat secara terampil dari bulu halus tanaman atau terikat pada tempatnya jaring laba-laba. Sisi luar sarang biasanya berhiaskan lumut kerak dan sedikit lumut daun.

FAKTA burung kolibri

Jenis kolibri lebah adalah burung terkecil di dunia dan burung kolibri juga penerbang yang ulung dengan gerakan sayap yang sangat cepat, satu detik mencapai 12-90 kali kepakan. Seorang peneliti dari Universitas California bernama Christopher Clark melakukan pengamatan untuk mengukur kecepatan burung kolibri betina, Christopher mengambil gambar menggunakan kamera super cepat sehingga bisa menangkap setiap gerakan dari burung kolibri. Ia berhasil mendapatkan 500 gambar yang berbeda dalam satu detik. Telurnya tidak lebih besar dari kacang polong. Kolibri berleher rubi biasanya melakukan perjalanan 500 mil di Teluk Meksiko tanpa henti.

sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Kolibri

burung kacamata


Suku burung-burung kacamata (Zosteropidae) mencakup sejumlah burung pengicau (Passeriformes) kecil yang cenderung tersebar di daerah tropika di Dunia Lama (termasuk Australasia). Genus pencirinya adalah Zosterops. Burung-burung anggota suku ini dicirikan dengan lingkaran di sekitar mata berwarna putih (dari sini nama bahasa Inggris white-eye berasal) atau abu-abu.

Banyak anggotanya yang bersifat endemik di suatu pulau atau kepulauan, seperti jenis yang baru ditemukan tahun 2007 di Kepulauan Togian, Sulawesi Tengah.

Penampilan anggotanya sangat "biasa", tidak ada ciri mencolok, kecuali adanya segaris lingkaran di sekitar mata. Sayapnya melingkar dan memiliki kaki yang kuat. Ukurannya kecil, hingga sepanjang 15cm. Warna bulu biasanya hijau kelabu, tetapi ada jenisnya yang memiliki bulu leher dan perut berwarna putih atau kuning. Semua anggotanya senang berkelompok, terbang dalam kawanan. Dalam musim kawin, mereka membangun sarang di pohon dengan telur biru pucat 2-4 butir. Menu utamanya serangga dan buah-buah kecil, serta nektar. Di Australia bahkan ada yang menjadi hama di perkebunan anggur karena bertengger di tangkai dan melukai tanaman.

burung



Burung merupakan hewan bersayap, berkaki dua, berdarah panas dan bertelur dalam kumpulan hewan vertebrata yang besar dan hampir terdapat di seluruh dunia, dari kawasan gurun hingga di kutub bumi, juga di kawasan hutan hujan Amazon, dan Greenland. Terdapat lebih daripada 8,600 spesies burung yang telah dikenali yang dibagi dalam 27 jenis. Selain itu, terdapat banyak subspesies yang jika dikira berserta dengan spesies yang diketahui mengandungi lebih 3200 jenis.Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx.
Burung merupakan homoioterma, berdarah panas, dengan suhu tetap 40-44 °C. Tulang burung adalah ringan dan berongga di kebanyakan tempat untuk mengurangkan ketumpatan dan beratnya. Semua burung mempunyai paruh, yang berbeda hanyalah bentuk dan ukuran paruh mereka. Kebanyakan burung mempunyai bulu pelepah kecuali sedikit yang tidak mempunyai bulu pelepah. Burung dipercayai berevolusi dari reptilia, seperti dinosaur, yang hidup kira-kira 180 juta tahun yang lalu. Burung berubah dan kehilangan gigi dan ciri reptilia yang lain, samasa mengalami proses evolusi yang mengambil masa berjuta-juta tahun. Pada masa yang sama, bulu pelepah tumbuh pada ekor dan sayapnya. Ciri-ciri utama burung adalah seperti berikut :-
  • Badan dilitupi oleh bulu pelepah.
  • Mempunyai paruh yang tidak bergigi dan dua kepak.
  • Mempunyai sisik pada kakinya.
  • Bertelur dan telurnya dilindungi oleh cangkerang keras.
  • Bernafas melalui paru-paru.
  • Berdarah panas.
Walaupun kebanyakan burung mampu terbang terdapat beberapa spesies yang tidak mampu terbang seperti burung unta, rea, emu, kiwi dan penguin yang tidak bisa terbang. Kesemua burung mempunyai sayap walaupun pada burung yang tidak dapat terbang, walaupun sayapnya kecil dan tidak berguna. Burung adalah oviparous yaitu bertelur. Pada kebiasaannya burung betina akan mengeram telur, kadang kala kedua pasangan akan bergilir, dan dalam sesetengah spesies burung hanya burung jantan akan mengeramkan telur tersebut. Terdapat juga spesies burung yang bertelur dalam sarang burung lain untuk dieramkan oleh keluarga burung angkat.

Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil hingga burung unta, yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies burung di seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves.

perenjak jawa/ciblek

Perenjak jawa atau yang juga dikenal dengan nama ciblek adalah sejenis burung pengicau dari suku Cisticolidae (pada banyak buku masih dimasukkan ke dalam suku Sylviidae). Dalam bahasa Inggris burung ini dikenal sebagai bar-winged Prinia, merujuk pada dua garis putih pada setiap sayapnya. Nama ilmiahnya adalah Prinia familiaris Horsfield, 1821.

Morfologi

Burung kecil ramping, dengan panjang total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 13 cm. Hampir seluruh sisi atas badan berwarna coklat hijau-zaitun. Tenggorokan dan dada putih, perut dan pantat kekuningan. Sisi dada dan paha keabu-abuan. Ciri khasnya sayap dengan dua garis putih, serta ekor panjang dengan ujung berwarna hitam dan putih.

Paruh panjang runcing, sebelah atas berwarna kehitaman dan sebelah bawah kekuningan. Kaki langsing dan rapuh berwarna coklat kemerahan atau merah jambu.

Kebiasaan dan penyebaranBurung yang ramai dan lincah, yang sering ditemui di tempat terbuka atau daerah bersemak di taman, pekarangan, tepi sawah, hutan sekunder, hingga ke hutan bakau. Juga kerap teramati di perkebunan teh. Dua atau tiga ekor, atau lebih, kerap terlihat berkejaran sementara mencari makanan di antara semak-semak, sambil berbunyi-bunyi keras cwuit-cwuit-cwuit.. ciblek-ciblek-ciblek-ciblek.. ! Ekor yang tipis digerakkan ke atas saat berkicau.

Mencari mangsanya yang berupa aneka serangga dan ulat, perenjak jawa berburu mulai dari permukaan tanah hingga tajuk pepohonan. Burung ini membuat sarangnya di rerumputan atau semak-semak hingga ketinggian sekitar 1,5 m di atas tanah. Sarang berbentuk bola kecil dianyam dari rerumputan dan serat tumbuhan.

Perenjak jawa adalah burung endemik (menyebar terbatas) di wilayah Sumatra, Jawa dan Bali. Di Sumatra tidak jarang sampai ketinggian 900 m dpl, sedangkan di Jawa dan Bali umum sampai ketinggian 1.500 m dpl.


Pembedaan kelamin

Jantan dibedakan dari betina dengan ukuran tubuhnya yang lebih besar dan aktif berkicau. Ekor lebih panjang dan warna sayap yang lebih gelap.

sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Perenjak_jawa

kenari

Burung kenari (Serinus Canaria) pertama ditemukan Oleh Pelaut Perancis Jean de Berthan Cout di Kepulauan Canary pada abad ke-15. Terkesan karena keindahan bulu dan kemerduan suaranya. Keaneka ragaman burung kenari yang sekarang merupakan perkembangan keturunan kenari liar yang bernama latin Serinus Canarius. Banyaknya jenis ini merupakan kondisi alam atau juga karena kawin silang yang terjadi sejak lima abad yang lalu.

Negara Belanda yang kini lebih dikenal sebagai negara pengekspor kenari Indonesia, semula mendatangkan kenari dari Inggris, Jerman dan Belgia kemudian kenari tersebut dikawinkan dengan kenari liar dan menghasilkan beberapa jenis seperti norwich,scoth fancy,bolder fancy,london fancy, dan sebagainya.

Kamis, 01 Desember 2011

lovebird

lovebird atau burung cinta adalah satu burung dari sembilan jenis spesies genus Agapornis (dari bahasa Yunani "agape" yang berarti "cinta" dan "ornis" yang bearti "burung"). Mereka adalah burung yang berukuran kecil, antara 13 sampai 17 cm dengan berat 40 hingga 60 gram, dan bersifat sosial. Delapan dari spesies ini berasal dari afrika, sementara spesies "burung cinta kepala abu-abu" berasal dari madagaskar. Nama mereka berasal dari kelakuan yang umum diamati bahwa sepasang burung cinta akan duduk berdekatan dan saling menyayangi satu sama lain. Sifat pasangan burung cinta adalah monogami di alam bebas.

Secara tradisional, lovebird terdiri dari tiga grup besar:
  • 1. Grup dimorfic (berpenampilan fisik beda antara jantan dan betina): Madagascar, Abyssinia dan Red-headed Lovebird
  • 2. Grup menengah: Peach-faced Lovebird
  • 3. Grup kacamata: Black-Masked, Fischer's, Liliane (Nyasa) dan Black-cheeked Lovebirds                      
jenis-jenis lovebird:
1.Black-Masked Lovebird(Agapornis personata)
 ciri-ciri: 14 cm. Sebagian besar hijau, topeng kepala hitam, bulu dada kuning, paruh merah, mata    berkacamata putih

2.Fischer's Lovebird (Agapornis fischeri)
ciri-ciri:14 cm. Sebagian besar hijau, kepala dan bagian tubuh atas oranye, bagian pantat biru, paruh merah, mata berkacamata putih

3.Lilian's Lovebird Nyasa Lovebird (Agapornis lilianae)
ciri-ciri: 13 cm. Sebagian besar hijau, termasuk punggung dan pantat, kepala oranye, paruh merah, mata berkacamata putih

4.Black-cheeked Lovebird (Agapornis nigrigenis)
ciri-ciri:14 cm. Sebagian besar hijau, leher dan bagian belakang kepala coklat, bagian depan kepala coklat kemerahan, bagian dada atas oranye, paruh merah, mata berkacamata putih.

5.Peach-faced Lovebird(Agapornis roseicollis)
ciri-ciri:15 cm. Sebagian besar hijau, muka merah muda, bagian punggung bawah dan pantat berwarna biru, paruh berwarna gading.

6.Black-winged LovebirdAbyssinian Lovebird (Agapornis taranta)
ciri-ciri:16.5 cm. Sebagian besar hijau, paruh merah, beberapa helai sayap hitam. Burung jantan mempunyai warna merah di bagian kepala depan dan atas. Burung betina seluruhnya hijau.

7.Red-faced Lovebird (Agapornis pullarius)
ciri-ciri;15 cm. Sebagian besar hijau dengan merah di leher bagian atas dan kepala. Burung jantan mempunyai warna merah lebih banyak dan lebih gelap pada muka dan kepala. Juga burung jantan mempunyai paruh yang lebih gelap dari burung betina.

8.Grey-headed Lovebird or Madagascar Lovebird (Agapornis canus)
ciri-ciri:13 cm. Sebagian besar hijau dengan hijau gelap di punggung. Warna paruh kelabu muda. Burung jantan berwarna abu-abu di bagian tubuh atas, leher dan kepala.

Black-collared Lovebird or Swindern's Lovebird (Agapornis swindernianus)
ciri-ciri:13.5 cm. Sebagian besar hijau, leher coklat dengan warna hitam di bagian belakang leher, paruh berwarna abu-abu tua atau hitam.

http://id.wikipedia.org/wiki/Burung_cinta