ciri-ciri
Berukuran kecil, panjang tubuh dari ujung paruh hingga ujung ekor sekitar 11 cm. Mahkota pada jantan yang tidak berbiak dan burung betina bergaris hitam banyak. Ekor coklat gelap dengan ujung kuning tua.
Iris mata berwarna coklat, paruh hitam di sebelah atas dan jambon di sebelah bawah, kaki coklat muda.
Jenis-jenis Cisticola agak sukar dibedakan satu dengan yang lain, kecuali dari suara khasnya. Di tangan, perbedaannya dengan Cici padi adalah: alis Cici merah berwarna kuning tua, serupa dengan sisi leher dan tengkuk.
persebaran
Burung ini menyebar mulai dari India, Tiongkok, Filipina, Asia Tenggara (kecuali Semenanjung Malaya), Kepulauan Nusantara hingga keKepulauan Bismarck, Australia dan Tasmania.
Di Indonesia menyebar di Sunda Besar (Sumatra, Kalimantan, Jawa), Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku hingga Papua. Di Jawa dan Bali umum sampai ketinggian 1.500 m dpl. Di Papua, di dataran rendah dan lembah-lembah pegunungan sampai 1.400 m dpl.
kebiasaan
Menghuni padang rumput, alang-alang dan persawahan. Mencari aneka serangga dan ulat sebagai makanannya di antara rerumputan tinggi dan tersembunyi. Sesekali burung jantan keluar dan bertengger sambil berbunyi-bunyi di atas batang rumput yang tinggi, semak atau pagar.
Jantan berbiak mengeluarkan suara mengais beezzt, seperti dengingan serangga, diikuti bunyi pluk keras. Juga suara mencaci-maki yang keras dan tinggi (MacKinnon, 1993).
Cici merah dikenal sebagai burung penjahit yang paling pandai. Sarangnya terbuat dari rumput-rumput dan serat tumbuhan lainnya, yang dijahit di bagian luarnya dengan jaring laba-labayang dicurinya. Berbentuk bola memanjang yang berongga di dalamnya, sarang dilekatkan pada batang rumput.
Di Jawa tercatat bersarang sekitar bulan Mei. Bertelur 3-4 butir, biru pucat kadang-kadang berbintik merah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar