search

Selasa, 06 Desember 2011

Cica-daun sayap-biru


Cica-daun sayap-biru adalah sejenis burung pengicau dari suku Chloropseidae. Nama ilmiahnya adalah Chloropsis cochinchinensis Gmelin, 1789. Sedangkan dalam bahasa Inggris spesies ini dikenal dengan nama Blue-winged Leafbird atau Jerdon's Leafbird.
Selain marga Chloropsis, suku Chloropseidae di Indonesia beranggotakan burung cipoh (Aegithina spp.). Nama lain Cica-daun adalah Burung daun atau Murai daun (nama perdagangan).
ciri-ciri
Burung yang berukuran sedang, panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 17 cm.
Seperti umumnya cica-daun, seluruh tubuh didominasi warna hijau terang (hijau daun), sementara pipi dan tenggorokan burung jantan berwarna hitam berkilau. Perbedaan dengan cica-daun yang lain, seperti tercermin dari namanya, yakni bulu terbang pada sayap dan tepi ekor dengan warna kebiruan terang. Jantan umumnya memiliki warna kekuningan seperti kalung di dada, tepat di bawah warna hitam. Kedua jenis kelamin memiliki sepasang setrip malar biru berkilau di sisi dagunya.
Iris mata berwarna coklat, paruh hitam, dan kaki abu-abu kebiruan.

kebiasaan dan persebaran
Burung yang tidak mudah teramati di alam, karena tersamar oleh warnanya. Kecuali apabila terdengar kicauannya yang merdu.
Menghuni hutan primer dan sekunder tua di dataran rendah serta perbukitan sampai ketinggian 1.000 m di Sumatra, dan sampai 1.500 m di Jawa. Tinggal di pohon-pohon besar, namun sering pula teramati mencari makanan di belukar. Sendiri, berpasangan, atau dalam kelompok kecil; kadang-kadang berbaur dengan jenis yang lain.
Makanannya terutama serangga, laba-laba, ulat dan buah-buahan lunak serta biji-bijian. Diketahui pula memangsa moluska kecil.
Sarangnya berbentuk cawan, tersusun dari bahan-bahan yang halus bercampur dengan sarang laba-laba. Telur 2-3 butir, berwarna keputih-putihan dengan totol-totol kehitaman. DiJawa Barat tercatat bersarang bulan Februari, April, dan Juli.
Suara berupa nyanyian yang merdu, serupa bunyi suling dan panggilan yang nyaring, cuk, ciwiit... atau cuk-cuk, ciwiiit...
Burung ini menyebar luas mulai dari India, Tiongkok barat daya, Asia Tenggara, Semenanjung Malaya, Sumatra dan pulau-pulau sekitarnya, Kalimantan termasuk pula di Natuna, dan Jawa.

Cica-daun sayap-biru memiliki tiga ras di Indonesia, yakni C.c. icterocephala di Sumatra, C.c. nigricollis di Jawa, serta C.c. viridinucha di Kalimantan. Terdapat satu ras lagi di Kalimantan, C.c. flavocincta, namun terbatas menyebar di sekitar Kinabalu, Malaysia.
Jenis-jenis cica-daun lainnya yang ada di Indonesia adalah:
1. Cica-daun besar (C. sonneratii)
sayap dan ekor hijau, bercak biru di pundak, paruh besar. Betina dengan tenggorokan kuning. 22 cm.
2. Cica-daun kecil (C. cyanopogon)
sangat mirip cica-daun besar, hanya ukurannya lebih kecil (17 cm) dan tidak punya bercak biru di bahu. Betina, tenggorokan hijau.
3. Cica-daun dahi-emas (C. aurifrons)
dahi kekuningan pada yang jantan. 19 cm.
4. Cica-daun sumatra (C. venusta)
paling kecil, 14 cm. Dahi dan sisi kepala biru terang (jantan), tenggorokan biru terang (betina).
Karena keindahan warna dan suaranya, cica-daun merupakan salah satu incaran penggemar burung. Di pasar, burung ini dikenal dengan nama umum murai daun. Belum ada informasi mengenai sejauh mana pengaruh perdagangan jenis ini terhadap populasinya di alam di Indonesia.
Burung ini belum dilindungi oleh undang-undang.

1 komentar:

  1. Tetris, Salsas, Tetris, Stainless Steel - TITAN-ART
    Tetris, Salsas, titanium white fennec Tetris black titanium ring Stainless Steel - TITAN-ART | titanium engagement rings Tetris, Tetris, Stainless titanium mesh Steel. citizen eco drive titanium watch

    BalasHapus